5 Warga Tewas Diserang Harimau, Gubernur Sumsel Ngadu ke Menteri LHK

18
Herman Deru.(ist)
Herman Deru.(ist)
SEKOJA.CO.ID, Palembang – Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru memberi perhatian khusus terhadap keresahan masyarakat terkait serangan harimau. Sebagai penanganan, ada delapan kamera dan box trap yang dipasang.

Seperti dilansir dari Detik.com, selain pemasangan alat, Pemprov Sumsel juga telah membentuk satgas khusus yang terdiri dari BKSDA, Dinas Kehutanan dan berkoordinasi dengan camat serta kepala desa di daerah rawan untuk kemudian dilaporkan ke Menteri LHK.

“Masalah ini sudah saya sampaikan pada Menteri (Menteri LHK),” ujar Herman Deru ditemui wartawan di Palembang, Minggu (29/12/2019).
Saat ini tim satgas pun telah melakukan upaya pemasangan delapan unit kamera trap dan satu box trap. Pemasangan alat dilakukan di beberapa titik yang menurut laporan sering terlihat harimau sumatera.

Sementara itu, Kadis Kehutanan Provinsi Panji Tjajanto mengatakan pemasangan trap box dan kamera trap sudah selesai. Selanjutnya akan ada rapat koordinasi terkait perkembangan di lapangan untuk daerah rawan harimau.

“Ada 8 kamera trap yang kita pasang dan 1 unit box trap di Semendo. Besok hari Senin akan ada rapat koordinasi di Pemkab Muaraenim untuk upaya penanganan konflik harimau dan manusia,” kata Pandji.

Menurut Pandji, hal ini dilakukan Pemprov untuk melihat pergerakan harimau. Begitu juga upaya penanganan di lapangan yang harus dilakukan bersama-sama.

“Sesuai instruksi Pak Gubernur, tim satgas terus berkoordinasi dengan masyarakat. Saat ini, antisipasi dan penanganan dilakukan di titik-titik yang menjadi prioritas seperti Pagaralam, Lahat dan Muaraenim,” katanya.

Tidak hanya itu saja, antisipasi juga akan melibatkan beberapa non-government organization (NGO) di mana NGO tersebut akan memberi bantuan kamera trap sebanyak 55 unit untuk memantau dan mendeteksi keberadaan binatang buas itu.

“Kita juga akan melibatkan beberapa pihak untuk penanggulangannya. Kamera trap juga rencananya akan ditambah, ini adalah bantuan dari NGO satwa,” katanya.
Menurutnya, serangan harimau sumatera beberapa kali terjadi di Bumi Sriwijaya akibat habitat mereka terganggu. Namun hal itu masih dalam penyelidikan.

“Bisa jadi juga karena terganggunya rantai makanan dan harimau tersebut keluar dari habitatnya. Kita juga imbau masyarakat di sekitar hutan lindung untuk terus menjaga kelestarian lingkungan. Dan jangan sekali-sekali mengganggu habitat hewan,” kata Pandji.

Berdasarkan catatan detikcom, serangan harimau di Bumi Sriwijaya sudah terjadi sebanyak 7 kali sejak November lalu. Dari 7 kejadian itu, 5 warga tewas dan dua luka-luka.(ade)