SEKOJA.CO.ID- Qassim Sulaimani, panglima Garda Revolusi Iran yang tewas dalam sebuah serangan drone Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad, Irak pagi tadi adalah sosok militer paling penting dan berpengaruh di Iran hari ini. Sulaimani selama ini terlibat dalam aktivitas militer Iran di banyak negara, termasuk Irak, Afghanistan, dan sejumlah negara Kaukasus. Dia juga disebut-sebut sebagai orang paling dekat dengan pemimpin spiritual tertinggi Iran Ayatullah ALi Khamenei. Dia sudah beberapa kali selamat dari upaya pembunuhan oleh negara Barat, Israel, dan Arab dalam 20 tahun terakhir.
Seperti Dilansir Merdeka.com, Jumat (3/1), pria berusia 61 tahun dengan lima putra itu tidak banyak mau diwawancara oleh media Iran. Dia menyerahkan urusan itu kepada para politisi yang selama ini juga kurang dia hormati. Dia bukanlah sarjana agama dan tidak mengenyam pendidikan agama.
Di masa muda dia mulai bekerja pada usia belia sebagai pekerja konstruksi untuk membayar utang USD 100 kepada pemerintah dan membantu perekonomian keluarganya yang miskin. Sulaimani kemudian bekerja sebagai teknisi perairan di kantor pemerintah kota di Kerman. Dia juga tidak diketahui apakah ikut berdemo menggulingkan Shah pada 1979.
Setelah terjadi Revolusi Islam Iran, dia bergabung dengan Garda Revolusi, pasukan militer yang terpisah dari angkatan bersenjata negara dan ikut bertempur dalam Perang Iran-Irak 1980-1988.
1 dari 3 halaman
Punya Karisma dan Kepemimpinan
Berkat kemampuan berpikirnya yang strategis, karisma, dan kepemimpinannya akhirnya dia ditunjuk memimpin Pasukan al-Quds pada 1998. Pasukan al-Quds beroperasi di luar Iran untuk memperluas pengaruh Iran dan menyebarkan Revolusi Islam.
Meski hanya memperoleh pelatihan militer selama enam pekan, Sulaimani dianggap sosok yang berpengaruh di tubuh Garda Revolusi, melebihi Panglima sebelumnya Muhammad Ali Jafri.
Al-Quds didirikan di masa perang Iran-Irak sebagai pasukan elit khusus. Tujuannya adalah membantu Kurdi untuk memerangi pemimpin Irak Saddam Hussein dan menyebarkan prinsip Revolusi Islam yang pada saat itu belum jelas apakah mereka setia dengan rezim Iran. Kemudian al-Quds mulai melatih pasukan di luar Iran, seperti Hizbullah di Libanon dan melancarkan serangan ke sejumlah rezim musuh.
Sulaimani dikaitkan dengan sejumlah serangan dan upaya serangan terhadap orang Israel dan Yahudi di seluruh dunia, termasuk pengeboman pusat komunitas Yahudi di Buenos Aires, Argentina pada 1994, serangan terhadap bus wisata Israel di Burgas, Bulgaria pada 2012.
Bekerja Sama dengan Amerika
Pengaruhnya yang begitu kuat di kawasan membuat dia juga beberapa kali bekerja sama dengan Amerika. meski dia terlibat dalam sejumlah serangan terhadap pasukan AS di Irak setelah invasi AS ke Irak pada 2003, Sulaimani juga bekerja sama dengan Amerika untuk memilih perdana menteri sementara Irak pada 2010. Atas permintaan AS, Sulaimani juga memerintahkan Pasukan Mahdi, separatis Irak yang dipimpin Imam Syiah Muqtada al-Sadr, untuk menghentikan serangan terhadap Amerika di Baghdad. Ketika AS menginvasi Afghanistan setelah peristiwa 11 September 2001, pejabat Iran, atas perintah Sulaimani, memberikan peta lokasi-lokasi basis Taliban di Afghanistan kepada Amerika.
Sulaimani sudah sering keluar masuk Baghdad, terutama dalam beberapa bulan terakhir ketika sejumlah pihak ingin membentuk pemerintahan baru di Irak.
Meski sebelumnya dianggap sosok di belakang layar, Sulaimani belakangan menjadi seperti selebritas di Iran. Dia punya banyak pengikut di Instagram.
Sosoknya juga semakin kondang ketika Iran terlibat dalam konflik Suriah sejak 2013. Dia muncul dalam sejumlah foto di medan perang, dokumenter, dan bahkan muncul di video musik dan film animasi.