SEKOJA.CO.ID- Pentagon hari ini mengatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan pembunuhan Panglima Garda Revolusi Iran Mayor Jenderal Qassim Sulaimani dalam sebuah serangan pesawat nirawak (drone) ke Bandara Internasional Baghdad pagi tadi.
Kematian Sulaimani dibenarkan oleh media-media Iran.
Sulaimani, panglima Garda Revolusi Iran (IRGC) dan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil panglima Hashd al-Mashabi (PMF), pasukan milisi Irak dukungan Iran, termasuk korban tewas dalam serangan udara AS ini.
Militer Irak mengatakan tiga roket ditembakkan ke bandara dan total korban tewas masih belum diketahui.
“Jenderal Sulaimani sedang merencanakan serangan terhadap diplomat dan tentara Amerika di Irak dan seluruh kawasan Timur tengah,” kata pernyataan Pentagon dalam pernyataanseperti Yang Dilansir Merdeka.com.
“Jenderal Sulaimani dan Pasukan Al Quds bertanggung jawab atas kematian ratusan orang Amerika dan tentara koalisi dan melukai ribuan lainnya.”
“Serangan ini bertujuan mencegah rencana serangan Iran di masa depan. AS akan terus mengambil tindakan untuk melindungi warga dan kepentingan kami di mana pun di seluruh dunia.”
Tewasnya Sulaimani menjadi pukulan telak bagi Iran dan akan memicu eskalasi di kawasan dan bahkan secara global.
Serangan ini terjadi setelah kemarin Menteri Pertahanan AS Mark T Esper mengatakan Amerika akan melancarkan serangan pencegahan kepada pasukan milisi Irak dukungan Iran jika ada tanda-tanda mereka akan menyerang pangkalan militer dan tentara AS di kawasan.
Stasiun televisi Iran sempat menghentikan siarannya sejenak untuk mengumumkan kematian Suleimani.
“Selama 23 tahun dia memimpin, dia setara dengan panglima Pasukan Gabungan Khusus AS, direktur CIA, dan menteri luar negeri Iran sebenarnya,” kata Mark Dubowitz, direktur eksekutif Yayasan Pertahanan Demokrasi, lembaga peneliti yang mendukung tindakan keras terhadap Iran merujuk Sulaimani.
“Dia sosok yang tidak tergantikan bagi Iran.”(mus)