SEKOJA.CO.ID, Merangin- Limbah PT Sumber Guna Nabati (Sugun) ternyata tidak hanya menyebabkan ribuan ikan mati mendadak. Tetapi, warga Suku Anak Dalam (SAD) juga terimbas limbah pabrik pengolahan kelapa sawit tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Petani Sawit Indonesia (Apkasindo) Merangin Joko Wahyono. Kata joko, sebelum ada dan baru beroperasi PT Sugun, warga SAD terbiasa mandi di Sungai Peteh, Desa Bungo Antoi, Kecamatan Tabir Selatan ini.
Namun, saat limbah mulai dibuang ke sungai secara langsung, kini warga SAD sudah tidak lagi mandi di sungai alias sudah angkat kaki.
“Sebelum kolam limbah nomor dua dialirkan langsung ke sungai, biasa memang setiap hari selalu ada warga SAD yang mandi. Tetapi, sejak mereka melihat ada ikan mati, mereka tidak berani lagi mandi di sungai yang juga bermuara ke Sungai Merangin ini.” ucap Joko, Minggu (11/1/2020).
Joko menambahkan, bahwa warga SAD yang terbiasa hidup di hutan saja takut dengan air Sungai Peteh. Apalagi, lanjut Joko, warga sekitar lainnya.
“Suku Anak Dalam kan anak rimba yang terbiasa hidup di hutan dan tidak ada kata takut. Nah, secara logika berarti limbah itu sangat berbahaya,” tegas Joko.
Lebih jauh dikatakan, dengan kondisi yang seperti ini, tentu dirinya meminta kepada Pemkab Merangin dan aparat untuk peka terhadap masalah ini.
“Jangan dibiarkan dong. Bila perlu cek limbah dan jika benar melanggar cabut saja izinnya. Ini bukan untuk kemaslahatan pribadi tetapi untuk khalayak ramai, jadi jangan penakut,” kesal Joko.
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, pihak PT Sugun belum juga berhasil dimintai keterangannya. Pasalnya, lagi-lagi baik Agustomo sang manajer maupun Aris sang Humas tidak membalas pesan Sekoja.co.id.(kdr)