Maju Pilkada, Putri Wapres Ma’ruf Amin Akan Perjuangkan Pendidikan Inklusif

36

SEKOJA.CO.ID- Bakal Calon Wali Kota (Bacawalkot) Siti Nur Azizah berkomitmen bakal memerjuangkan penerapan pendidikan inklusif di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Azizah yang juga adalah putri Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, membeberkan, bahwa pendidikan inklusif sejalan dengan visi pemerataan, kemajuan dan kesejahteraan (Permata) yang harus dirasakan oleh semua masyarakat Tangsel.

“Visi permata yaitu pemerataan kemajuan dan kesejahteraan. Itu tanpa kecuali, termasuk kepada masyarakat yang disabilitas, sebagai bagian dari masyarakat yang ada di Tangerang Selatan. Mereka juga warga Tangsel,” tuturnya kepada Okezone usai mengisi diskusi di Sekolah Incan Cendekia Madani, Ciater, Serpong, Rabu (22/1/2020).

Menurut Azizah, pesatnya pembangunan di Kota Tangsel tak boleh memberi dampak negatif terhadap pengidap disabilitas. Dijelaskan dia, motto Smart City saja tak cukup lantaran harus didukung pula Smart Society yang mengedukasi langsung masyarakat melalui pendidikan.

“Untuk membangun kota itu kan juga yang terpenting adalah bagaimana tidak hanya smart city-nya, tapi juga smart society-nya. Bagaimana mencegah agar masyarakat, melalui pendidikan. Tentu pendidikan yang diharapkan adalah pendidikan yang inklusif,” imbuhnya.

Dilanjutkannya, Kota Tangsel yang merupakan kota urban haruslah menjadi kota yang inklusif. Hal demikian sangat berkaitan dengan penerapan pendidikan yang inklusif pula. Oleh karena itu, mewujudkannya dibutuhkan sosok pemimpin yang punya komitmen kuat dalam inklusifitas.

“Tentu kalau saya diberi amanah, saya ingin agar Kota Tangsel menjadi kota yang inklusif, dan pendidikannya juga tentu pendidikan yang inklusif,” tegasnya.

Pendidikan inklusif sendiri merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik, baik yang memiliki kelainan, memiliki potensi kecerdasan, dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan secara bersama-sama tanpa dibedakan.

“Salah satu cara adalah dengan membuat kebijakan dalam sistem pendidikan yang pro bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Lebih luas lagi adalah dengan menciptakan ekosistem pendidikan, baik itu di rumah, di masyarakat, di sekolah hingga tingkat layanan publik yang harus pro bagi mereka yang berkebutuhan khusus,” ulasnya.

Mewujudkan inklusifitas itu, ucap Azizah, diawali upaya pada setiap kecamatan yang minimal memiliki satu sekolah inklusif guna memenuhi kewajiban hak setiap anak berkebutuhan khusus. Diterangkannya, pendidikan inklusif bukan sekadar metode melainkan suatu bentuk implementasi filosofi yang mengakui kebhinekaan antar manusia.

“Tujuan pendidikan inklusif adalah untuk menyatukan hak semua orang tanpa terkecuali dalam memperoleh pendidikan,” katanya.

Baca Juga: Gibran Tegaskan Tak Minta Rekomendasi ke Megawati Lewat Pintu Belakang

Azizah menyebutkan, hal menarik lainnya dari model pendidikan ini adalah memungkinkannya terjadi pergaulan dan interaksi antar siswa yang beragam, sehingga mendorong sikap yang penuh toleransi serta saling menghargai.

“Dengan cara ini pembangunan dan pendidikan di Tangsel bisa lebih memanusiakan manusia. Terhadap semua kelompok, baik kelompok umur, fisik, sosial, ekonomi, keagamaan, dan politik,” tutupnya.(ade/okezone.com)