Skripsi Terhambat, Mahasiswa PTS Nekat Gerinda Leher Hingga Tewas Bersimbah Darah

404

SEKOJA.CO.ID – Seorang mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Yogyakarta ditemukan tewas bersimbah darah di kosnya di Dusun Jetis, Desa Tirtoadi, Mlati, Sleman. Ada gerinda yang ditemukan di dekat jenazah korban berinisial FH (24) itu.

“Saksi melihat gerinda yang biasa digunakan oleh pemilik kos untuk memotong keramik berada di dalam kamar tempat korban ditemukan meninggal,” kata Kanit Reskrim Polsek Mlati, Iptu Noor Dwi Cahyanto, kepada wartawan melalui pesan singkat, Jumat (31/1/2020).

Jenazah mahasiswa asal Jawa Timur itu ditemukan teman sesama penghuni kos di kamar kos yang sedang dibangun, Kamis (30/1) malam. Saksi tersebut lalu memanggil temannya, dan setelah dicek menemukan korban dalam keadaan bersimbah darah.

“Kemudian karena takut dan situasi kamar gelap saksi memanggil temannya dan melihat korban sudah dalam keadaan bersimbah darah di dalam kamar dengan posisi tengkurap dan kepala di sebelah barat, namun oleh saksi lainnya korban dibalik sehingga menjadi posisi terlentang. Tujuannya untuk memastikan korban masih hidup atau tidak. Namun ternyata korban sudah dalam keadaan meninggal,” bebernya seperti dikutip dari laman detikcom.

“Korban diketahui mahasiswa perguruan tinggi swasta, dugaannya dia bunuh diri karena depresi, dari info yang kami terima, sepertinya ada masalah keluarga dan ada kesulitan (menyelesaikan) skripsi juga,” urainya.Dari keterangan para saksi, polisi menduga korban bunuh diri karena depresi. Sebab, korban juga pernah mengutarakan minta racun tikus kepada pemilik kos.

Korban tewas dengan luka terbuka pada bagian leher. Diduga gerinda yang ditemukan di kamar kos tersebut digunakan korban untuk bunuh diri.

“Dari hasil keterangan tim Dokter Puskesmas Mlati dalam hal ini Dokter Putra korban diperkirakan meninggal lebih kurang 4 jam sebelum ditemukan. Hasil pemeriksaan ada luka terbuka pada leher akibat dari gerinda yang yang dipakai untuk melukai diri korban,” jelasnya.(ade)

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.