SEKOJA.CO.ID, Jambi – Polemik antara PT Caritas dan Asril (sang pemilik tanah), masih terus menggelinding dan bisa menjadi boomerang. Kepala Desa Koto Boyo angkat bicara menanggapi seputar konflik yang terjadi di wilayah teritorialnya.
“Setahu saya memang ada soal dugaan penyerobotan lahan oleh PT Caritas terhadap warga kami, namun saya tidak tau persis duduk permasalahannya. Karena, pihak perusahaan tidak melibatkan saya saat ganti rugi tanaman atas,” ujar Zainal, Kades Koto Boyo, saat dikonfirmasi Sekoja.co.id, belum lama ini.
Saat ditanya apakah wilayah yang digarap PT Caritas masuk wilayah Mersam atau Koto Boyo, Zainal mengaku belum bisa menjawab secara pasti. Namun, Kata Zainal, dari peta IUP PT ASSB mayoritas lahan memang masuk ke dalam wilayah Desa Koto Boyo.
“Secara pasti saya belum bisa memastikan, tetapi kalau kita lihat peta IUP PT ASSB sebagian besar memang masuk wilayah Koto Boyo.” tegasnya.
Apakah ada rencana Desa akan memanggil PT Caritas, menjawab hal ini Zainal belum mau tergesa-gesa. Menurutnya, pihak Desa masih menunggu jalur mediasi yang sedang berlangsung di Polres Batanghari. Dia meyakini, masalah ini bisa secepatnya diselesaikan Polres Batanghari.
“Nantilah, kita lihat dulu sejauh mana perkembangan mediasinya. Selaku aparat desa saya tentu ingin masalah ini cepat selesai.” ujar Kades.
Dalam kesempatan ini, Kades sedikit memberikan pesan kepada PT Caritas agar menindaklanjuti permasalahan dengan warganya. Kata Kades, jangan sampai ada yang dirugikan, harus jelas dan clear.
“Ya, saya minta petinggi PT Caritas cepat ambil sikap penyelesaian. Jangan dicueki saja, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan,” pesan Kades.
Untuk diketahui, permasalahan antara PT Caritas dan Asril ini bermula ketika PT Caritas diduga menyerobot tanah milik Asril. Namun, hingga beroperasi, Asril tidak mendapatkan ganti rugi atau royalti dari aktivitas di tanah miliknya.
(jin)




