Pungli Truk Batubara Makin Marak di Desa Koto Boyo, Polisi Diminta Turun Tangan

6269
Seorang oknum warga yang diberi tugas oleh seorang koordinator terlihat berada di tengah jalan sembari memungut uang dari sopir truk batubara di Desa Koto Boyo. (Ist)
Seorang oknum warga yang diberi tugas oleh seorang koordinator terlihat berada di tengah jalan sembari memungut uang dari sopir truk batubara di Desa Koto Boyo. (Ist)

SEKOJA.ID, Batanghari – Aksi pungutan liar (pungli) semakin marak di Desa Koto Boyo, Kecamatan Bathin XXIV, Kabupaten Batanghari. Tak pelak, dengan adanya pungutan uang yang dilakukan secara ilegal tersebut membuat warga dan sopir batubara mengeluh.

Dari pantauan Sekoja.id, pungutan liar yang terjadi di desa kaya “Emas Hitam” ini dilakukan tidak hanya di satu titik. Akan tetapi, sedikitnya ada tiga titik dimana ada warga yang berdiri di tengah jalan sembari mengambil uang dari sopir truk batubara yang melintas.

“Aksi pungutan ini sungguh meresahkan. Bukan cuma satu titik,” keluh salah seorang sopir truk batubara sembari minta namanya tidak ditulis kepada Sekoja.id, Sabtu (19/11/2022).

Dia menambahkan, jika dihitung-hitung, dirinya mesti harus menyiapkan kocek rupiah saat melintas. “Kalau tidak diberikan nanti aktivitas kami bisa saja terganggu.” ujarnya.

Senada dengannya, salah seorang warga Koto Boyo yang juga minta namanya tidak ditulis mengaku heran dengan bebasnya aksi pungutan liar di desanya. Kata dia, nominal pungutan itu memang terlihat kecil berkisar maksimal Rp 2000 untuk satu mobil truk batubara.

Namun, mobil yang melintas tersebut berkisar 2000 – 4000 armada truk batubara dalam satu hari. Jadi, jika dikalikan, maka oknum warga yang memungut uang dari sopir tersebut bisa mendapatkan minimal Rp 8 juta untuk satu titik pungli.

“Setahu saya ada empat titik pungli. Dua titik dikuasai oleh satu orang. Sedangkan dua titik lokasi pungli lainnya di bawah wewenang dua orang. Bukan main-main, dalam satu bulan mereka bisa mengantongi puluhan juta rupiah.” tegasnya.

Selain itu, menurutnya, dengan aksi pungli yang terjadi juga menyebabkan jalan desa menjadi macet. “Saat mereka mengambil uang dari sopir, tentu saja laju truk melambat bahkan berhenti. Hal ini menyebabkan antrian panjang sehingga warga merasa terganggu,” kesalnya.

Dengan kondisi tersebut, dia meminta kepada pihak kepolisian baik itu dari Polsek Bathin XXIV maupun Polres Batanghari untuk menindak oknum warga yang melakukan pungli tersebut.

“Kami minta polisi turun tangan. Kok ada pungli dibiarkan saja. Ditindak dong pak,” tutupnya.

Terpisah, Kapolsek Bathin XXIV Iptu Gultom menyebut kalau pihaknya sudah turun ke lokasi dan menyampaikan agar giat tersebut tidak ada.

Namun, menurut Kapolsek, Kades Koto Boyo Zainal mengaku kalau pungli tersebut tidak memaksa dan keiklasan dari sopir truk.

“Minggu lalu saya sampaikan sama pak kades agar giat tersebut tidak ada. Namun, itu semua untuk efek kepada masyarakat lintasan batu bara agar warganya jangan hanya terkena debu saja,” ucap Kapolsek.(ade)