Rusia Ancam Bumi Hanguskan AS Hanya dengan 4 Rudal ‘Satan 2’

19

SEKOJA.ID, Moskow – Televisi pemerintah Rusia menayangkan ancaman terbaru di tengah konflik bersenjata di Ukraina. Dalam sebuah program yang tayang awal pekan ini, pembawa acara memperingatkan bahwa Rusia dapat “menghancurkan seluruh wilayah pantai timur Amerika Serikat (AS)” hanya dengan dua rudal.

Sebuah cuplikan dari acara propaganda di stasiun televisi Rossiya 1, anggota parlemen Alexie Zhuravlev membanggakan kekuatan militer Rusia dan berbincang dengan pembawa acara, sesama anggota parlemen yang dikenal sebagai corong pemerintah, Yevgeny Popov.

Zhuravlev mengklaim bahwa dua rudal Sarmat ‘Satan 2’ Rusia akan menghancurkan keseluruhan pantai timur Amerika, sebelum menambahkan bahwa Rusia juga hanya akan membutuhkan “dua rudal untuk (menghancurkan) pantai barat”.

“Empat rudal dan tidak akan ada yang tersisa.

“Mereka pikir awan jamur akan lebih tinggi dari gedung pencakar langit. Awan jamur itu akan terlihat dari Meksiko” kata Zhuravlev sebagaimana dilansir The Sun.

RS-28 Sarmat adalah rudal balistik antarbenua (intercontinental ballistic missile/ICBM) rusia dengan panjang lebih dari 35 meter dan bobot 208 ton. Rudal yang dikenal dengan julukan ‘Satan 2’ itu mampu menyerang target hingga jarak 18.000 km.

Rudal berkemampuan nuklir itu dapat membawa 15 hulu ledak dan dapat melenyapkan area seluas satu negara dengan satu ledakan.

Pejabat Kremlin mengklaim militer Rusia dapat memiliki sebanyak 50 rudal Sarmat di gudang senjata mereka, dan bahkan mengancam akan menggunakannya untuk menenggelamkan Inggris dalam tsunami radioaktif.

Masing-masing dari 15 hulu ledak nuklir rudal Sarmat 100 kali lebih kuat daripada bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima pada Perang Dunia II.

Dilansir dari laman okezone.com, Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengatakan bahwa rudal Satan 2-nya “dapat menembus semua pertahanan anti-rudal modern”.

Ancaman pengerahan senjata nuklir semakin sering terdengar dari Rusia sejak negara itu meluncurkan operasi militer ke negara tetangganya, Ukraina pada 24 Februari 2022. Namun, potensi bahaya dari ancaman itu diyakini berpeluang kecil terealisasi karena adanya risiko kehancuran bersama dalam skenario perang nuklir.(pmn)